Sabtu, 30 April 2011

Keladi Tikus

KELADI TIKUS, menurut buku-
buku referensi pengobatan
herbal di Cina, Taiwan, dll
disebut Tu Ban Xia, atau Tian
Yu atau Laoshu Yu. Nama
daerah-nya: bira kecil, daun
panta susu, kalamayong, ileus,
ki babi, trenggiling mentik.
KELADI TIKUS merupakan
tanaman semak sejenis talas
dengan tinggi 25 cm -30 cm,
hidup pada ketinggian 1.000
meter di atas permukaan laut.
Tanaman KELADI TIKUS ini rasanya pahit dan sedikit beracun. Bagi para petani di Asia Timur, tanaman KELADI TIKUS ini sudah tidak asing lagi. Ketika para penduduk desa menderita bisul atau problem kulit lainnya akibat racun, maka ampas tanaman yang ditumbuk langsung diaplikasikan ke
bidang tubuh yang luka.
Hasilnya: nanah keluar dan
bengkak berkurang.
Ketika sari tanaman KELADI TIKUS diminum, berkasiat untuk membersihkan racun dalam tubuh, melancarkan berkemih dan secara umum membersihkan sistem pencernaan. Selain itu, ia juga dapat meningkatkan nafsu makan dan vitalitas bagi orang yang cepat lelah.
Tanaman semak sejenis talas ini tingginya hanya 25 cm -30 cm. Ia menyukai tempat lembab & tidak terkena matahari langsung pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya berbentuk bulat dengan ujung meruncing seperti jantung, muncul dari umbi dan berwarna hijau
segar. Mahkota bunganya
berbentuk panjang kecil
berwarna putih mirip dengan
ekor tikus, dari sinilah nama
keladi-tikus diberikan.
PENELITIAN TERKAIT KELADI
TIKUS
KELADI TIKUS telah lama
diteliti oleh para ahli dari
berbagai negara.
Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia sudah lama meneliti tanaman ini, hasilnya ekstrak dari akar KELADI TIKUS efektif untuk kanker prostat.
Riset yang dilakukan oleh Chee Yan Choo dari Sekolah Farmasi Universitas Sains Malaysia. Chee menguji ekstrak umbi dan daun KELADI TIKUS terhadap aktivitas sitotoksik pada sel leukemia P388. Pada riset tersebut, untuk menghambat 50% sel kanker, Cuma diperlukan 6,0 µg/ml ekstrak
kloroform umbi KELADI TIKUS.
Choo Sheen Lai dari Pusat Penelitian Obat Universitas Sains Malaysia menemukan senyawa antikanker dalam KELADI TIKUS bernama fitol. Fitol melawan sel kanker dengan dua cara, yaitu: dengan cara antiproliferasi spesifik dan kedua dengan cara menginduksi apoptosis (bunuh diri).
Di Indonesia sendiri sudah banyak penelitian dilakukan atas tanaman ini. Beberapa penelitian yang telah dimuat dalam majalah Trubus no 475/Edisi Juni 2009/XL, antara lain penelitian tentang efektivitas KELADI TIKUS menghambat sel kanker payudara MCF-7 oleh Lucie Widowati – periset di
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan
Farmasi, Depkes.
Selain itu Dr. Dyah Iswantini, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB juga menemukan bahwa ekstrak KELADI TIKUS dengan air demineralisasi menghambat 76,10% enzim tirosin (enzim yang diduga sebagai promotor perkembangan kanker).
Tak kalah menarik adalah hasil penelitian dari Peni Indrayudha dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang membuktikan ektrak daun KELADI TIKUS memotong rantai DNA sel kanker (menyebabkan gagal berkembang).
KELADI TIKUS DALAM
PENGOBATAN KANKER
Penggunaan KELADI TIKUS (dikombinasikan dengan berbagai herbal lainnya) dalam pengobatan berbagai tipe kanker telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Meskipun keefektifan tanaman ini belum direkomendasi oleh otoritas medis, tetapi berdasarkan pengalaman dan observasi kami dari
pasien yang mengkonsumsi
Typhonium Plus® – yaitu
ramuan herbal berbahan
dasar KELADI TIKUS, kami
meyakini efeknya yang luar
biasa.
Banyak pasien yang sekarat, setelah beberapa waktu mengkonsumsi Typhonium Plus® kondisinya berangsur membaik. Pada beberapa orang rasa sakitnya berkurang, pada orang lain demam tingginya menurun, pada beberapa orang ia memperpanjang umur, dan pada pasien kanker yang tidak
dapat bangun & berjalan,
setelah mengkonsumsi
Typhonium Plus® dapat
bangun & berjalan. Bagi
pasien kemo dan radioterapi,
efek samping terapi tidak
terlalu kuat dirasakan dan
Typhonium Plus®
meningkatkan daya tahan
tubuh pasien sehingga pasien
dapat menyelesaikan seluruh
rangkaian pengobatan dengan
baik.
Feedback yang menguatkan dari para pasien yang telah mengkonsumsi Typhonium Plus® ini, telah memberikan secercah harapan bagi para penderita kanker.
"Melakukan copy & paste
artikel ini dan atau
mendistribusikan ulang
melalui situs atau blog Anda
tanpa seizin CancerHelps.com
adalah melanggar Hak Cipta /
Copyright ©"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar